Bojonegoro – Dewan Pembina Yayasan Dana Paramita Majapahit (YDPM), Dr. Tosin, S.H., M.H. bersama Manajer Operasional Bumi Bhakti Foundation (BBF), Christian Onisimus Tatuwo meresmikan Sumur Bor Air Bersih di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Sabtu (22/6/2024).
Pembangunan sumur tersebut ditujukan untuk membantu warga setempat mencukupi kebutuhan air bersih karena dilanda kekeringan. Sumur tersebut dibangun dengan kedalaman 30 meter dan debit 1,5 liter/detik yang mampu melayani kebutuhan air bersih untuk 300 KK.
Dr. Tosin, S.H., M.H. menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan komitmen YDPM Bersama BBF di untuk membantu sesama di bidang lingkungan hidup.
“Ini merupakan salah satu dari tujuh bidang yang dikembangkan oleh Yayasan Dana Paramita Majapahit terkait dengan pelayanan kepada masyarakat berbangsa dan bernergara. Ini juga merupakan suatu kegiatan yang sangat bermanfaat sekali terutama untuk Desa Megale dimana bisa membantu masyarakat di sini terutama untuk air ya, karena informasi yang kita dapat pada musim kemarau kesulitan mendapat sumber air. Ya ini mungkin salah satu yang kita bisa bantu. Jadi sebagai organisasi, Yayasan Dana Paramita Majapahit (kami) sangat senang bahwa hari ini bisa berkontribusi juga dengan Yayasan Bhumi Bakti dalam memberikan manfaat kepada Masyarakat yang ada” ujarnya.
Ia juga menambahkan pentingnya melestarikan alam yang juga menjadi bagian dari melestarikan kebaikan.
“Melestarikan alam merupakan tanggung jawab kita Bersama, bukan ditanggung satu dua orang saja. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari melestarikan kebaikan. Jadi kita mengajak semua elemen yang ada terutama hari ini Yayasan dari Surabaya maupun dari Masyarakat sekitar sehingga kebaikan ini bisa memberikan manfaat dan bergulir juga untuk warga-warga yang ada di sini” ujarnya.
Kepala dusun setempat, Supriyanto merasa sangat terbantu dengan adanya sumur bor tersebut.
“Adanya sumur bor ini sangat membantu warga di sini. Sebelum adanya bantuan ini, kami harus membeli air bersih dengan harga Rp. 1000 per jerigen. Lokasi untuk membeli air di desa sebelah dan sangat antri. Setelah adanya bantuan sumur bor ini, kami tidak kesusahan lagi dalam mencukupi kebutuhan air bersih” ujarnya.
Lebih lanjut, bagian lapangan Pembangunan sumur, Hadi menjelaskan kendala yang dihadapi selama pengeboran.
“Dengan kondisi pekerjaan yang di Megale ini selama tiga bulan itu cari sumbernya susah. Dengan jarak itu 500 meter, tiga kali pengeboran gagal, empat kalinya berhasil untuk kebutuhan warga setempat. Semoga dengan hasil yang terakhir ini, keperluan airnya bisa membantu Masyarakat Megale” pungkas dia.
Christian Onisimus Tatuwo juga menambahkan bahwa nantinya sumur ini akan dilengkapi dengan teknologi Internet of Thing (IOT) yang berfungsi untuk memantau penggunaan debit air setiap saat.